Halaman

Antibiotik

Antibiotik adalah golongan obat keras yang berfungsi untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau parasit tertentu.

Sebagian orang sering menganggap bahwa mengobati penyakit harus disertai dengan antibiotik. Sehingga, setiap kali datang berobat ke dokter, pasien umumnya meminta agar obat yang diberikan disertai juga dengan antibiotik. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang menyimpan antibiotik di rumahnya sebagai persediaan, baik itu dibeli sendiri dari apotik tanpa resep atau berasal dari sisa obat sebelumnya yang pernah diberikan oleh dokter.
Sikap seperti ini tentu saja salah dan bahkan mengandung bahaya. Apa sebenarnya antibiotik itu? Antibiotik adalah golongan obat keras yang berfungsi untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau parasit tertentu. Antibiotik merupakan senyawa alamiah yang dihasilkan oleh kelompok mikroorganisme tertentu yang bekerja menghambat pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri penyebab infeksi dalam tubuh atau membunuhnya secara langsung. Golongan antibiotik yang pertama kali dikenal adalah penicillin yang ditemukan oleh Alexander Flamming tahun 1927. Sekitar tahun 1940- an antibiotik ini memberi manfaat yang sangat besar dalam dunia kesehatan karena telah banyak menyembuhkan berbagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, banyak ditemukan berbagai jenis antibiotik baru. Namun seiring dengan semakin meluasnya penggunaan antibiotik, kini ditemukan pula situasi resistensi antibiotik atau resistensi bakteri. Resistensi antibiotik adalah keadaan dimana antibiotik tidak mampu lagi membunuh bakteri atau bakteri telah kebal terhadap beberapa jenis antibiotik.
Hal ini adalah akibat dari penggunaan antibiotik yang tidak tepat, misalnya :
• penggunaan antibiotik yang terlalu sering,
• dosis yang tidak sesuai dengan usia, berat badan maupun kondisi penyakit,
• waktu penggunaan yang tidak sesuai baik terlalu lama maupun terlalu singkat,
• pemilihan antibiotik yang tidak sesuai dengan jenis bakteri yang menginfeksi,
• penggunaan antibiotik pada penyakit yang seharusnya tidak membutuhkan antibiotik,
Bahaya yang mengancam akibat resistensi antibiotik adalah banyak penyakit yang akhirnya sulit disembuhkan. Di masa depan, akan semakin banyak penyakit baru yang sulit disembuhkan karena sudah resisten/kebal antibiotik.
Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh masyarakat tentang penggunaan antibiotik:
1. Antibiotik tidak berfungsi mengobati penyakit in feksi yang disebabkan oleh virus, seperti flu,batuk pilek,diare ringan dan radang tenggorokan. Karena, jangan gunakan antibiotik untuk sekedar flu atau batuk. Lebih baik, atasi flu dengan memperbanyak makan buah-buahan dan minum air.
2. Beberapa antibiotik dapat mengubah efektivitas obat lain yang diminum secara bersamaan dan dapat menyebabkan efek samping atau reaksi alergi. Karena itu, jangan asal pakai antibiotik, apalagi tanpa resep dokter.
3. Sebagian antibiotik mempunyai daya kerja luas yang dapat membunuh hampir semua baketeri dalam tubuh yang sensitif terhadapnya, termasuk bakteri ‘baik’ yang dibutuhkan oleh tubuh. Akibatnya, keseimbangan pertumbuhan bakteri-bakteri ‘baik’ akan terganggu dan menimbulkan gangguan pencernaan, diare, serta infeksi jamur.
4. Penghentian antibiotik yang terlalu cepat atau tidak sesuai waktu dapat mengakibatkan bakteri bertahan hidup dan menyebabkan infeksi berulang kembali. Karena itu, minumlah antibiotik sampai habis dan sesuai dengan aturan yang tertulis pada resep, misalnya, jika dituliskan 4 x sehari, itu artinya obat harus diminum setiap 6 jam sekali secara teratur.
Marilah kita bijak dalam menggunakan antibiotik, demi kebaikan kita sendiri dan generasi yang akan datang.
Mengapa Harus Dihabiskan
Bakteri berkembang biak dalam siklus yang sangat cepat dan dalam jumlah yang sangat banyak. Ini mengakibatkan mutasi (perubahan genetik) bakteri bisa berlangsung dalam waktu yang relatif sangat cepat juga. Mutasi memungkinkan suatu spesies, dalam hal ini bakteri, untuk beradaptasi dengan lingkungannya (tubuh manusia).
Pada saat antibiotik dikonsumsi oleh pasien, bakteri yang ada di dalam tubuh terus bermutasi. Selalu ada kemungkinan di dalam mutasi bakteri yang berlangsung di dalam tubuh pasien, muncul bakteri-bakteri dengan struktur genetik yang beradaptasi dengan kehadiran antibiotik di dalam tubuh. Perubahan yang mungkin terjadi akibat mutasi pada bakteri antara lain : perubahan permeabilitas membran sel bakteri, inaktivasi oleh enzim, modifikasi lokasi sel reseptor, dan peningkatan sintesa metabolit antagonis.
Pada penggunaan antibiotik yang tidak tuntas, bakteri-bakteri dengan kemampuan untuk beradaptasi yang baru hasil mutasi ini akan terus berkembang biak. Dan bila populasinya mencapai jumlah yang dapat menyebabkan infeksi, pengobatan dengan antibiotik yang sebelumnya akan menjadi kurang efektif.
Apabila hal ini berlangsung dalam waktu yang lama, maka resistensi bakteri di dalam tubuh terus meningkat. Pengobatan terhadap infeksi lanjutan akan membutuhkan jenis-jenis antibiotik yang lebih spesifik dan dapat meningkatkan kesulitan proses medikasi. Biaya pengobatan pun akan meningkat karena penanganan khusus harus diberikan terhadap bakteri yang telah resisten terhadap antibiotik.
Habiskan Antibiotik-mu
Penggunaan antibiotik yang tidak benar, seperti : tidak dihabiskan, tidak tepat indikasi penyakitnya akibat swamedikasi, dan frekuensi penggunaan yang tidak sesuai, akan meningkatkan resistensi bakteri di dalam tubuh terhadap antibiotik. Resistensi akan menyulitkan proses pengobatan pada infeksi-infeksi sesudahnya, meningkatkan biaya pengobatan, dan memunculkan jenis-jenis bakteri baru yang berbahaya. Jadi gunakanlah antibiotik secara benar, sesuai dengan perintah dokter dan apoteker.